Friday 10 April 2009

Penyejuk hati :-)

Senyum dalam pandangan Islam merupakan ibadah, ia tidak bisa begitusaja dianggap sebagai pekerjaan yang sia-sia. Betapa semua amal yang dilakukan oleh ummat islam sebenarnya tiada satupun yang sia-sia kecuali yang tidak diniatkan untuk mendapatkan ridha dari Allah swt, tidak terkecuali senyum.
Islam dalam semua urusan telah memberikan sebuah spirit dan nilai yang bisa diterapkan untuk dijadikan sebagai pedoman. Sepirit itu adalah sebagaimana yang pernah disabdakan oleh sang pembawa risalah, Muhammad saw : “sesungguhnya setiap perbuatan adalah bergantung bagaimana niatnya”. Hadist ini menunjukkan betapa niat mempunyai posisi yang sangat fundamental pada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh muslim. Bahkan pekerjaan ibadah makhdah semuanya harus dilakukan dengan niat, artinya niat menjadi syarat wajib. Tanpa ini ibadah menjadi batal, pendapat ini menurut imam syafi’i.
Tidak hanya ibadah makhdah yang ritualistic, ibadah ghairu mahdhah terutama yang berkaitan langsung dengan masyarakat luas (sosial) maka juga harus meniatkan semata-mata untuk mendapatkan ridha dari Allah. Akan tertolak perbuatan baik seseorang tanpa diniati atau atas dasar ini.
Senyum, merupakan perbuatan yang sangat dicintai oleh rasulallah, bahkan rasulallah adalah terkenal sebagai orang yang sangat ramah dan selalu membuka hubungan atau interaksi sosialnya dengan yang lain --kata lain dari da’wah—dengan senyuman. Bukan sebaliknya dengan paksaan dan muka seram yang tidak ramah lingkungan sebagaimana yang marak sekarang.
Tampilan yang kurang ramah bahkan cenderung seram, kasar dan sejenisnya sekarang ini telah marak ditampilkan oleh sebagian ummat islam. Mereka menggunakan cara-cara yang kurang islami untuk mendakwahkan islam. Bagi penulis hal ini sangat membahayakan terutama bagi islam sendiri disamping memang ini tidak pernah terajarkan dalam agama islam.
Bukti kongkrit islam sangat ramah adalah ketika pertama kali Muhammad hijrah kemadinah, atau saat rasulallah memimpin kota madinah dengan sangat demokratis, bahkan ummat selain islam dilindungi merekapun hidup rukun, sebuah peradaban yang tidak pernah ditemukan sebelumnya dalam peradaban yang pernah ada.
Senyuman kerab kali menjadi suguhan awal, ia menjadi penyejuk bagi hati-hati yang luka. Ia menjadi pengobat bagi siapa saja yang menderita penyakit jiwa (dengki, benci, buruk sangka dan sebagainya). Ia juga memberikan harapan baru bagi yang tidak punya harapan sebelumnya.
Pandangan psikolog, senyum sementara ini bisa menjadi sebuah terapi untuk mengobati berbagai penyakit hati dan jiwa. Terlepas apakah senyum merupakan ibadah bagi agamawan ataupun obat bagi psikolog bahkan membantu proses percepatan kesembuhan bagi kebanyakan pasien yang sedang menderita penyakit kronis di rumah sakit. Jelas bahwa senyum harus dibudayakan pada bangsa yang kering dan murung ini. Ia harus dijadikan langkah awal untuk menatap masa depan….
Mari terus tersenyum……………….
Oleh :
Ahmad Fauzi Al-Hasbullahi

0 comments:

Post a Comment

thanks for comment..Arigatou gozaimasu:-) senyumlah untuk bahagia, jangan menunggu bahagia untuk tersenyum:-)