Monday 13 April 2009

7 ciri Bahagia dunia:-)

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.

Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu : "Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.

Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?" Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.

Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.

Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu’ mungkin membaca doa ‘sapu jagat’ , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw” (yang artinya “Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia ”), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu “wa fil aakhirati hasanaw” (yang artinya “dan juga kebahagiaan akhirat”), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi SAW, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?”. Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata”.

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).


(Sumber tulisan: ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang)

Read More......

Friday 10 April 2009

Penyejuk hati :-)

Senyum dalam pandangan Islam merupakan ibadah, ia tidak bisa begitusaja dianggap sebagai pekerjaan yang sia-sia. Betapa semua amal yang dilakukan oleh ummat islam sebenarnya tiada satupun yang sia-sia kecuali yang tidak diniatkan untuk mendapatkan ridha dari Allah swt, tidak terkecuali senyum.
Islam dalam semua urusan telah memberikan sebuah spirit dan nilai yang bisa diterapkan untuk dijadikan sebagai pedoman. Sepirit itu adalah sebagaimana yang pernah disabdakan oleh sang pembawa risalah, Muhammad saw : “sesungguhnya setiap perbuatan adalah bergantung bagaimana niatnya”. Hadist ini menunjukkan betapa niat mempunyai posisi yang sangat fundamental pada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh muslim. Bahkan pekerjaan ibadah makhdah semuanya harus dilakukan dengan niat, artinya niat menjadi syarat wajib. Tanpa ini ibadah menjadi batal, pendapat ini menurut imam syafi’i.
Tidak hanya ibadah makhdah yang ritualistic, ibadah ghairu mahdhah terutama yang berkaitan langsung dengan masyarakat luas (sosial) maka juga harus meniatkan semata-mata untuk mendapatkan ridha dari Allah. Akan tertolak perbuatan baik seseorang tanpa diniati atau atas dasar ini.
Senyum, merupakan perbuatan yang sangat dicintai oleh rasulallah, bahkan rasulallah adalah terkenal sebagai orang yang sangat ramah dan selalu membuka hubungan atau interaksi sosialnya dengan yang lain --kata lain dari da’wah—dengan senyuman. Bukan sebaliknya dengan paksaan dan muka seram yang tidak ramah lingkungan sebagaimana yang marak sekarang.
Tampilan yang kurang ramah bahkan cenderung seram, kasar dan sejenisnya sekarang ini telah marak ditampilkan oleh sebagian ummat islam. Mereka menggunakan cara-cara yang kurang islami untuk mendakwahkan islam. Bagi penulis hal ini sangat membahayakan terutama bagi islam sendiri disamping memang ini tidak pernah terajarkan dalam agama islam.
Bukti kongkrit islam sangat ramah adalah ketika pertama kali Muhammad hijrah kemadinah, atau saat rasulallah memimpin kota madinah dengan sangat demokratis, bahkan ummat selain islam dilindungi merekapun hidup rukun, sebuah peradaban yang tidak pernah ditemukan sebelumnya dalam peradaban yang pernah ada.
Senyuman kerab kali menjadi suguhan awal, ia menjadi penyejuk bagi hati-hati yang luka. Ia menjadi pengobat bagi siapa saja yang menderita penyakit jiwa (dengki, benci, buruk sangka dan sebagainya). Ia juga memberikan harapan baru bagi yang tidak punya harapan sebelumnya.
Pandangan psikolog, senyum sementara ini bisa menjadi sebuah terapi untuk mengobati berbagai penyakit hati dan jiwa. Terlepas apakah senyum merupakan ibadah bagi agamawan ataupun obat bagi psikolog bahkan membantu proses percepatan kesembuhan bagi kebanyakan pasien yang sedang menderita penyakit kronis di rumah sakit. Jelas bahwa senyum harus dibudayakan pada bangsa yang kering dan murung ini. Ia harus dijadikan langkah awal untuk menatap masa depan….
Mari terus tersenyum……………….
Oleh :
Ahmad Fauzi Al-Hasbullahi

Read More......

Senyum:-) raihan

Manis wajahmu kulihat di sana,
Apa rahsia yang tersirat,
Tapi zahirnya dapat kulihat,
Mesra wajahmu dengan senyuman.
Senyuman...senyuman

Senyum tanda mesra,
Senyum tanda sayang,
Senyumlah sedekah yang paling mudah,
Senyum di waktu susah,
Tanda ketabahan,
Senyuman itu tanda keimanan.
Senyumlah senyumlah senyumlah senyumlah

Hati yang gundah terasa tenang,
Bila melihat senyum hatikan tenang,
Tapi senyumlah seikhlas hati,
Senyuman dari hati jatuh ke hati.
Senyumlah senyumlah

Senyumlah seperti Rasulullah,
Senyumnya bersinar dengan cahaya,
Senyumlah kita hanya kerana Allah,
Itulah senyuman bersedekah.
Senyumlah senyumlah senyumlah senyumlah

Itulah sedekah yang paling mudah,
Tiada terasa terhutang budi,
Ikat persahabatan antara kita,
Tapi senyum jangan disalah guna.
Senyumlah senyumlah senyumlah senyumlah

Read More......

Tersenyumlah:-)

Bismillahirrahmanirrahiim.
...
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tertawa sewajarnya merupakan obat kecemasan dan pelipur kesedihan. Dalam senyum terdapat kekuatan yang menakjubkan dalam menggembirakan jiwa dan menyenangkan hati, sehingga Abu darda berkata: “Sesungguhnya aku akan tertawa hingga hatiku akan terhibur.” Tertawa merupakan puncak keceriaan, kelegaan dan keriangan, asalkan tidak berlebihan, dengan sewajarnya, dan tidak di maksudkan mengejek atau mencemooh: “Jangan terlalu banyak tertawa, karena terlalu banyak tertawa akan mematikan hati.”

Hakikatnya, Islam adalah agama yang dibangun atas dasar keseimbangan dan keadilan, baik dalam hal akidah, ibadah, akhlak, maupun tingkah laku. Oleh karena itu, janganlah anda masamkan raut muka anda sehingga menakutkan orang yang melihat. Jangan pula anda tertawa terbahak – bahak. Akan tetapi, tampilkanlah wajah yang tenang, selalu berseri dan enak dipandang, sehingga menyenangkan orang yang memandang.

Kalau kita diminta memilih antara harta yang banyak atau jabatan terhormat dan jiwa yang tenang penuh keceriaan, tentu anda akan memilih yang kedua. Apa artinya harta jika jiwa penuh kemuraman? Apa artinya pangkat dan jabatan jika jiwa terkekang? Apa artinya kecantikan istri bila ia selalu cemberut dan menjadikan suasana rumah seperti neraka? Sungguh lebih baik seribu kali lipat istri yang tidak terlalu cantik tetapi mampu menciptakan suasana rumah seperti surga.

Senyum yang tampak secara lahir tidak akan bernilai bila muncul dengan pura – pura dan untuk menutupi seseorang yang berperangai menyimpang. Lihatlah bunga juga tersenyum; hutan tersenyum; dan lautan, sungai, langit, bintang, burung, semuanya tersenyum. Senyum mereka itulah senyum yang tulus.

Jiwa yang senantiasa tersenyum akan melihat kesulitan dengan nyaman sambil berusaha mengatasinya. Jika mereka melihat sebuah persoalan, mereka tersenyum dan tetap tersenyum ketika mampu mengatasinya. Sebaliknya, jiwa yang muram akan akan melihat kesulitan dengan kesedihan. Bila menemui kesulitan, ia akan meghindar atau membesar-besarkannya, semangatnya melemah dan berandai andai dengan kata-kata “kalau”, “bila”, dan “jika”.

Betapa kita amat membutuhkan senyuman, keceriaan wajah, kelapangan dada, kemurahan hati, kelemahlembutan, dan keramahan. “Sesungguhnya Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mewahyukan kepadaku (Rasululloh Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam) agar kalian bersikap tawadhu’ hingga tidak ada seorang pun yang berbuat zhalim terhadap orang lain.”

Read More......

percikan cintaMu:-)

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH......

Ya Allah... Inilah hamba-Mu
yang meratap mengharap percikan cinta-Mu
Engkau tahu betapa jelaga nista terus memburu
dosa dan dosa dan dosa
melagukan sonata hawa nafsu
kelu lidahku untuk mengaku di hadapan-Mu
malu jiwaku untuk menatap-Mu
.
YA ALLAH...
Dalam gundah penuh ragu aku menghampiri-Mu
Menatap diriku sendiri yang selalu berpaling
Sesekali dosa-dosa kusesali, Tetapi berjuta kali kuulangi
Betapa daku harus menghadap-Mu
Sedang seluruh syaraf batinku hanyalah kisah kepalsuan
Sungguh tiada yang mendesakku, kecuali sebuah pengampunan-Mu

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Ya Allah, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

Read More......

ayah :-)

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM.


ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH...

KIsaH Burung Gagak....
Seorang anak dan seorang ayah yang sudah tua berjalan mengitari kebun mereka..... sang anak adalah seorang insinyur yang sukses...
ketika sedang berjalan,,,Tiba" ada seekor burung gagak yang sedang terbang diatas mereka,,,,kemudian sang Ayah berkata...
"Wahai anaKku,,,burung apakah itu"
si Anak menjawab...
"Burung gagak ayah"
kemudian Ayah berkata lagi
"Wahai anaKku burung apakah itu" sang Anak berubah ekspresi dan dengan menguatkan suara berkata
"Burung Gagak ayah"
kemudian Sang Ayah berkata kembali...
"Wahai Anakku burung apakah itu"
dengan penuh emosi si Anak berkata...
"Burung gagak Ayah,,,sudah tiga kali kukatakan itu burung GAGAK,,,apa Ayah tidak mendengar perkataan Ku"
Sang Ayah pun terdiam menengar bentakan dari Anaknya kemudian ia berjalan ke rumah dan mengambil sebuah buku,,,ia membuka halaman nya dan meminta anaknya membaca...
" Hari ini Anakku tepat berusia 5 tahun,,,saat kami sedang berjalan di kebun Anakku bertanya tentang burung yang sedang melintas didekat kami,,,ia mengulangi pertanyaan nya sebanyak 15 kali dan aku pun dengan sabar menjawab pertaannya,,,karena aku yakin itu akan menjadi suatu pelajaran baginya di hari nanti"....
Sang Anak meneteskan air mata setelah membacanya....
kemudian si Ayah berkata...
"wahai Anakku,,,aku baru mengulangi pertanyaanKu 3 kali,,,dan kau telah membentakku dengan keras"
Si Ayah pun akhirnya meninggalkan si Anak yang sedang menangis sambil mendekap buku yang ia pegang.............
teman,,,tidaklah pantas jika kita berkata kasar kepada orang tua kita,,,karena terlalu banyak kesabaran yang mereka lakukan di hari-hari saat membesarkan kita.........

Jazakumullahu....

semoga bermanfaat...

Read More......

Thursday 9 April 2009

Susahnya amalan batin:-)

BISMILLAHIRRAHMIRRAHIIM...
....

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WAARAKATUH......

Mengamalkan syariat lahir adalah hal yang sulit. Buktinya lihat saja umat Islam hari ini tidak sedikit yang tidak shalat, tidak puasa, tidak membayar zakat, tidak dapat membaca Al Quran, tidak belajar agama, tidak menutup aurat, melakukan pergaulan bebas, ikut sistem riba, berzina, minum minuman keras, menipu, mengadu domba, fitnah-memfitnah dan macam-macam perbuatan yang semuanya sangat bertentangan dengan syariat. Umat Islam hari ini, yang bangga dengan keIslaman mereka adalah umat Islam yang gagal menegakkan syiar Islam dalam kehidupan rumah tangga dan masyarakat mereka. Bukannya mereka tidak tahu apa itu syariat Islam yang diperintahkan pada mereka, tetapi mereka tidak mampu melaksanakannya. Mereka lemah untuk melawan tuntutan hawa nafsu dan syaitan yang kuat menarik kepada jalan-jalan kejahatan dan kerusakan.

Di antara tanda susahnya mendapat hakikat (amalan batin) ialah:

1. Ketika kita shalat, secara lahir kita berdiri, rukuk dan sujud dengan mulut memuji dan berdoa pada Allah, tetapi kemanakah hati kita (ingatan dan fikiran) ?

2. Apakah juga menghadap Allah, khusyuk dan tawadhuk serta rasa rendah dan hina diri dengan penuh pengabdian dan harapan serta malu dan takut kepada Allah SWT? Ataukah hati terbang menerawang ke mana-mana, tidak menghiraukan Allah Yang Maha Perkasa yang sedang disembah?

3. Begitu juga ketika sedang membaca Al Quran, bertahlil, zikir dan wirid, berselawat dan bertakbir, bertasbih dan bertahmid. Adakah ruh kita turut menghayatinya? Atau waktu itu ruh sedang merasakan satu perasaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan amalan lahir yang sedang dilakukan?

4. Pernahkah kita merasa indah bila sendirian di tempat sunyi karena mengingat Allah dan menumpukan perhatian sepenuhnya pada-Nya, merasa rendah dan hina diri, menyesali dosa dan kelalaian, mengingati-Nya sambil berniat dengan sungguh-sungguh untuk memperbanyak amal bakti pada-Nya?

5. Kalau ada orang Islam yang sakit menderita atau miskin, adakah hati kita merasa belas kasihan untuk membantu atau menolong mendoakan dari jauh agar dia selamat?

6. Pernahkah pula kita menghitung dosa-dosa lahir dan batin sambil menangis karena istighfar kita terlalu sedikit dibandingkan dengan dosa kita yang menyebabkan kita nanti jadi bahan bakar api neraka?

7. Selalukah hati kita senantiasa ingat pada mati yang bisa saja mendatangi kita sebentar lagi, karena memang Tuhan dapat berbuat begitu. Kalau pun kita belum dimatikan, artinya Tuhan menginginkan kita mencoba lagi untuk mencari jalan mendekatkan diri pada-Nya?

8. Pernahkah kita menghitung berapa banyak harta kita, uang kita, rumah kita, kendaraan kita, perabotan kita, pakaian kita, sepatu kita, makanan kita dan simpanan kita yang lebih dari keperluan kita walaupun diperoleh dengan cara yang halal? Semua itu akan diperkirakan, dihisab dan ditanya, dicerca dan dihina oleh Allah di padang mahsyar nanti karena kita membesarkan dunia dan mengecilkan akhirat.

9. Pernahkah kita renungkan orang-orang yang pernah kita perlakukan secara kasar, kita umpat, kita tipu, kita fitnah, kita hina dan kita aniaya. Baik mereka itu adalah suami kita, isteri kita, ibu bapak kita, kaum kerabat kita, sahabat kita, tetangga kita atau siapa saja. Sudahkah kita meminta maaf dan membersihkan dosa dengan manusia di dunia tanpa menunggu tibanya hari yang dahsyat (hari kiamat)?

10. Apabila Allah memberikan rasa sakit pada kita atau pada orang lain yang kita kasihi (apa pun jenis penyakit itu), dapatkah kita tenangkan hati dengan rasa kesabaran dan kesadaran bahwa sakit adalah kifarah (pengampunan) dosa atau sebagai peningkatan derajat dan pangkat di sisi Allah SWT?

11. Ketika menerima takdir atau rezeki yang tidak sesuai dengan kehendak kita, dapatkah kita merasa ridha, karena itulah satu pemberian Allah yang sesuai untuk kita. Di saat sesuatu yang kita inginkan dan cita-citakan tidak kita peroleh, dapatkah kita tenangkan perasaan kita dengan rasa insaf akan kelemahan dan kekurangan diri sebagai hamba Allah yang hina dina, yang menggantungkan hidup mati dan rezeki sepenuhnya pada Allah?

12. Di waktu mendapat nikmat, terasakah di hati bahwa itu adalah sebagai pemberian Allah lalu timbul rasa terima kasih (syukur) pada Allah dan rasa takut kalau-kalau nikmat itu tidak dapat digunakan karena Allah dan berniat sungguh-sungguh untuk menggunakan nikmat itu hanya untuk Allah?

13. Kalau kita miskin dapatkah kita merasa bahagia dengan kemiskinan itu dan merasa lega karena tidak perlu lagi mengurus nikmat Allah? Adakah kita merasa bahwa kemiskinan itu menyebabkan kita tidak perlu lagi mengadu dan meminta pada manusia kecuali pada Allah?

14. Kalau ada orang mencerca kita bisakah hati kita merasa senang dan tenang lalu kita bersikap diam tanpa sakit, susah hati dan dendam. Bahkan kita memaafkan orang itu sambil mendoakan kebaikan untuknya sebab kita merasa bahwa ia telah memberi pahala pada kita melalui cercaannya itu?

Imam As Syafi’i berpuisi:
"Apabila seorang yang jahat mencerca aku, bertambah tinggilah kehormatanku. Tidak ada yang lebih hina kecuali kalau aku yang mencercanya."

15. Begitu juga kalau orang menipu, menganiaya dan mencuri harta kita, mampukah kita relakan saja atas dasar kita ingin mendapat pahala karena menanggung kerugian itu?

16. Di waktu kita merasa bersalah dengan seseorang, apakah datang rasa takut akan kemurkaan Allah pada kita dan sanggupkah kita minta maaf sambil mengakui kesalahan kita?

17. Setelah kita melakukan usaha dan ikhtiar dengan kerja-kerja kita, apakah kita dapat melupakan usaha kita itu dan menyerahkannya kepada Allah? Ataukah kita merasa besar dan terikat dengan usaha itu hingga kita merasa senang dan tenang dengan usaha itu?

18. Kalau orang lain mendapat kesenangan dan kejayaan dapatkah kita merasa gembira, turut bersyukur dan mengharapkan kekalnya nikmat itu bersamanya tanpa hasad dengki dan sakit hati?

19. Setiap kali orang bersalah, lahirkah rasa kasihan kita padanya, di samping ingin membetulkannya tanpa menghina dan mengumpatnya?

20. Kalau ada orang memuji kita, adakah kita merasa susah hati sebab pujian itu dapat merusakkan amalan kita? Dapatkah kita bendung hati dari rasa bangga dan sombong, kemudian mengembalikan pujian pada Allah yang patut menerima pujian dan yang mengaruniakan kemuliaan itu?

21. Bisakah kita menunjukkan rasa kasih sayang dan ramah tamah dengan semua orang sekalipun kepada orang bawahan kita?

22. Selamatkah kita dari jahat (buruk) sangka dan prasangka pada orang lain?

23. Kalau kita diturunkan dari jabatan atau kekayaan kita hilang, selamatkah kita dari rasa kecewa dan putus asa karena merasakan pemberian jabatan dan penurunannya adalah ketentuan Allah? Sebab itu kita merasa ridha.

24. Sanggupkah kita bertenggang rasa dengan orang lain di waktu orang itu juga memerlukan apa yang kita perlukan?

25. Apakah kita senantiasa puas dan cukup dengan apa yang ada tanpa mengharapkan apa yang tidak ada?

Susah untuk memberi jawaban pada semua persoalan-persoalan yang telah diajukan di atas karena memang susah untuk melakukan amalan-amalan batin, teramat sulit dan rumit. Itulah sebabnya banyak orang yang tidak melihat dan tidak memperdulikannya. Namun, bagi mereka yang betul-betul mau mendekatkan diri pada Allah, disitulah titik tumpuan perhatian dan minatnya. Dia akan berusaha tanpa jemu untuk melakukan amalan-amalan batin dan menyuburkannya sepanjang masa dengan cara melawan hawa nafsu (mujahadatunnafsi). Dia akan mendidik hatinya itu supaya biasa dan suka dengan amalan batin. Bahkan dia sanggup berkorban (mujahadah) untuk itu.

Sabda Rasulullah SAW : ”Bahwasanya Allah tidak memandang akan rupa dan harta kamu, tetapi Dia memandang hati dan amalan kamu.” (Riwayat Muslim)
Dan Allah berfirman (QS. Ar Raad: 11) yang artinya :
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada kaum itu, hinggalah mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka (hati mereka).”
Kalau hati kita jahat, Allah tidak akan membantu kita dalam berbagai hal. Kalau hati kita rusak Allah sama sekali tidak akan memandang kita. Begitulah keutamaan amalan batin. Tiap umat Islam wajib melakukannya. Kalau kita lalai artinya sepanjang hidup kita berada dalam dosa. Dosa batin yang tidak kita sadari.

Marilah kita bersihkan dosa lahir dan dosa batin kita. Mari kita bermujahadah untuk itu. Moga-moga Allah SWT merestui kita Firman Allah SWT (QS. Al Ankabut : 69) yang artinya:
”Dan mereka yang bermujahadah dalam jalan Kami, Niscaya Kami tunjukan jalan-jalan Kami itu. Sesungguhnya Allah berserta dengan orang yang berbuat baik.”

Read More......

Yang di do`akan malaikat:-)

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci".
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’"
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan"
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah
(tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf"
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu"
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’"
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’"
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang sedang makan sahur"
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Oleh : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi (Orang - orang yang Didoakan Malaikat)

Read More......

Tuesday 7 April 2009

Do`a Sang Murobbi :-)

Oleh : Allahuyarham Ustd. Rahmat Abdullah
Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.
Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya.

Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami. Rukunkan antar hati kami.
Tunjuki kami jalan keselamatan.
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang.
Jadikan kumpulan kami jama’ah orang muda yang menghormati orang tua.
Dan jama’ah orang tua yang menyayangi orang muda.
Jangan Engkau tanamkan di hati kami
kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman.
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan,
pengkhianatan dan kedengkian

Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar.
Wahai yang menyambung segala yang patah.
Wahai yang menemani semua yang tersendiri.
Wahai pengaman segala yang takut.
Wahai penguat segala yang lemah.
Mudah bagimu memudahkan segala yang susah.
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran.
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak.
Engkau Maha Tahu dan melihatnya.

Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu.
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu.
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur.
Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus.
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami.
Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami,
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami
Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara.
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana pada kami.
“ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih”

Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu.
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu.
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu. Adil pasti atas kami keputusan-Mu.

Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu. Dengan semua nama yang jadi milik-Mu.
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu.
Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu.
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu.
Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib.
Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur’an yang agung
sebagai musim bunga hati kami.
Cahaya hati kami.
Pelipur sedih dan duka kami.
Pencerah mata kami.

Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh
dari taufan yang menenggelamkan dunia.
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim
dari api kobaran yang marak menyala
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa
dari kejahatan Fir’aun dan laut yang mengancam nyawa
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa
dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam
dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat,
pasukan sekutu Ahzab angkara murka Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus
dari gelap lautan, malam, dan perut ikan

Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara
Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa
Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka
Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya

Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami
dari kebaikan yang ada pada-Mu karena kejahatan pada diri kami
Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami.
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri.
Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba
dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti.
Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu
yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu.
Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab.
Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi
yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami,
ummati ummati, ummatku ummatku.
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan
semua kekayaan demi perjuangan.
Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera.
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan

Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu
Engkau kirimkan kepada kami da’i penyeru iman.
Kepada nenek moyang kami penyembah berhala.
Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da’wah.
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran.
Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini kepada generasi berikut kami.
Jangan jadikan kami pengkhianat
yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini.
Dengan sikap malas dan enggan berda’wah.
Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa.

Oleh : Allahuyarham Ustd. Rahmat Abdullah

Read More......

Saturday 4 April 2009

Contact

Edi Susilo, Seorang hamba yang masih jauh dari sempurna,masih sedikit ilmu yang saya miliki ingin selalu dan selalu menuntut ilmu untuk menggapai kemulian dunia akherat..semoga teriring dengan do`a antum sekalian bisa menggapai Jannah secara bersama antum para pembaca budiman..amin ya Rabb:-)

untuk lebih menjalin silaturohim bisa hubungi saya
YM : aa_dys
E-Mail : aa_dys@yahoo.com
HP : 819098930519
Blog :http://edymas.wordpress.com
http://masedys.multiply.com
http://masedys.blogspot.com

Read More......

cinta:-)

Setiap orang pasti pernah menikmati cinta
Baik yang dijalankan dengan hati maupun logika
Bahagia saat cinta menyapa dan memeluk mesra
Sedih bilamana cinta melukai tanpa permisi

Sambil mendengarkan Mono,Live in mono
Tiba-tiba pikiranku membumbung tinggi mencapai sebuah klimaks tanya
Tentang " Mencintai Ketidaksempurnaan "
Adakah manusia normal yang tidak ingin dicintai dan mencintai??
Mustahil!!!Karena Allah SWT Menciptakan manusia sebagai makhluk paling sempurna yang dilengkapi akal pikiran dan hati,Cinta sebagai bunga penghias kehidupan,pemuas dahaga kasih

Lalu aku beranjak mencari kembali pemahaman yang berbeda mengenai " Mencintai Ketidaksempurnaan "
Jika manusia dilengkapi dengan hati dan akal,maka akalnya akan berpikir dengan siapa dia akan menjatuhkan hatinya tuk mencinta
Penuh dengan pertimbangan ini dan itu
Kalo orang jawa bilang lihat bibit,bebet&bobot.. (*males ngomongin ini deh*)

Lalu dimana cinta sebenarnya??Siapa sosok yg benar-benar mengenal cinta??dan siapa yang bisa berteman akrab dengan cinta??Ini membuatku makin gelisah ingin sekali kubertemu dan menanyakan langsung kepada cinta apa sebenarnya cinta..
Cara efektif berbicara dengan hati kulakukan
Tapi tetap antara hati dan pikiranku tidak selaras

Aku pengagum cinta sekaligus korban cinta
Mengubah paradigma tentang cinta terlihat sangat rumit dijalankan
Setiap manusia pasti ingin diterima dan dicinta dengan sempurna
Namun adakah yang mampu mencintai ketidaksempurnaan
Dan mengabadikan ketidaksejatian??
Itu yang semua orang inginkan,pasti!!!

Bersama dengan seseorang yang mampu mencintai ketidaksempurnaan anda sepanjang hidup
Meresapi arti dari cinta dan kehidupan tanpa tedeng aling-aling
Menjalani hidup bersama sampai rambut memutih
Berpisah ketika maut yang memisahkan

Mencari seseorang yang benar-benar bisa menjadi nafas anda
Seseorang yang tetap mengatakan anda wanita paling cantik walaupun tubuh anda tidak seindah dulu,wajah anda sudah dipenuhi keriput serta mata anda semakin lelah menatap
Tapi tetap andalah wanita sempurna itu

Seandainya ada lelaki itu,lelaki yang mampu mencintai ketidaksempurnaan kami sebagai wanita..Tidak meninggalkan kami saat kami tidak memuaskan
Tidak menghujat kami saat raga tak semenarik bidadari kahyangan
Cintai ketidaksempurnaan kami,maka aku akan menjadi wanita pertama yang menghamba padamu
hai Lelaki!!!
sumber: tautan facebook

Read More......

Berganti Hati:-)

Harus ku lepas semua atribut penahan langkah
Biaskan asa tuk mencari penghuni baru diami hati
Berganti hati mauku
Aku bukan manusia bodoh yang hanya hidup dalam singgasana semu
Penuh ruang kosong,berhias sepi,bertahta sunyi

Berganti hati ya berganti hati!!!
Cita yang harus menjadi tujuanku kini
Meraih kembali kepingan-kepingan kalbu yang terkoyak badai perpisahan
Perempuan ini bukan dungu dan tidak berakal
Dia tau apa yang dia kehendaki
Ya..Berganti hati..Berganti hati!!!

Kesucian ini harus terselamatkan
Taruh pada bejana indah dibawah tangan Tuhan
Hentakkan kaki,luruskan pandangan,teriakan yel-yel penyemangat jiwa
Bahwa ku mampu berganti hati!!!

Pengalaman harus menjadikanku perempuan besi
Tanpa celah namun tetap berhati
Jangan pernah menangisi masa yang tlah lalu
Jangan juga mengulangnya dikehidupan selanjutnya,Karena aku harus berganti hati!!!

Rupaku tak mungkin berubah
Perawakan serta tingkahku mengikuti garis nasib tertulis Kalamullah
Namun hatiku harus terus berganti
Memberikan kesempatan tuk cinta baru memasuki dan mencium aromanya
Terbang menuju awan tuk menemukan arti cinta pada ketidaksempurnaan
Aku bukan pengemis cinta karena akulah RATU pengendali Cinta
Terdengar egois,tapi pahamilah maknanya!!!

Berganti hati Ya berganti hati
Aku peri pecinta rasa pedih
Tidak ada satu hal pun yang mampu menghambat munajatku
Karena Sang Maha bersamaku
Memerintahkanku tuk berganti hati&lanjutkan mimpi ditemani teramang senja
Dengarkan alunan kecapi indah dengan lagu "Berganti Hati"!!!


perionair

Read More......

Friday 3 April 2009

Islam itu indah :-)

Saudaraku,

Siapapun pasti ingin dicintai dan mencintai. Siapapun pasti merindukan dapat mereguk sebuah cinta indah yang langgeng abadi dan menyejukkan dalam arti sebenarnya. Namun kerinduan untuk mendapatkan dan memberikan perhatian dalam sebuah wadah cinta seringkali salah arah. Kita rindu dengan sebuah keteladanan, namun terkadang kita salah dalam mengambil sosok untuk dijadikan sebagai teladan.

Lihatlah saat ini. Sebagian besar dari kita lebih mengidolakan sosok-sosok yang bukan semakin mendekatkan diri kita dengan kecintaan dan keridhoan Tuhan. Secara sadar atau tidak, sosok-sosok yang diidolakan itu malah semakin menjauhkan diri kita untuk semakin mencintai-Nya, mengenal-Nya dan meneladani utusan-Nya, Rasulullah SAW.

Tidak sadarkah kita, kaum muslimin khususnya, bahwa Rasulullah SAW merupakan Sang Pemimpin pembawa cinta sedunia sepanjang zaman? Diutus oleh Allah SWT untuk membawa cinta bagi seluruh alam, sebagaimana dinyatakan dalam al qur’an, “Sungguh, Ku utus engkau (wahai Muhammad) sebagai cinta kasih sayang untuk semesta alam” (QS. Al Anbiya’:107).

Sungguh, beliaulah Pemimpin akademi cinta yang tak tergantikan sepanjang zaman. Beliaulah idola sejati. Seluruh ajaran yang beliau bawa [Islam] adalah cinta. Lewat Rasulullah lah kita diajarkan mencintai Allah SWT. Lewat Rasulullah lah kita diajarkan cinta kepada seluruh makhluk, tanpa terkecuali. Ajaran islamlah yang mengatur cinta kasih kepada musuh, teman, pada semua yang dikenal maupun tidak dikenal.

Lihatlah bagaimana sapaan cinta dalam islam terhadap sesama saudara seiman, “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” (Salam sejahtera untuk kalian dan cinta kasih Allah dan keberkahan-Nya). Bukankah itu merupakan ungkapan cinta? Bukankah ini ajaran cinta yang sangat luhur? Tidakkah kita melihat, bahwa Islam sesungguhnya merupakan samudera cinta? Semakin kita menyelam ke dalamnya maka semakin terendamlah kita dalam air kasih sayang dan cinta. Tidakkah kita melihat bagaimana kita diajarkan untuk saling menjaga keselamatan dan kehormatan satu sama lain? Selamat dari keburukan lidah dan tangan kita.

Saudaraku,

Kita semua pasti haus akan hidayah dan petunjuk. Kita semua pasti membutuhkan kekuatan yang hakiki, yang tidak lain bersumber dari Yang Maha Agung, Allah SWT. Tiada daya upaya dan kekuatan selain atas izin Allah SWT. Lewat ajaran yang dibawa Rasulullah lah semua itu akan kita peroleh.Layaknya beberapa orang yang kehausan yang menyadari bahwa air merupakan obat tunggal dari kehausan, maka mereka pasti membutuhkan air sebagai pelepas dahaganya agar tidak mati kehausan. Saat mereka mendapati danau yang bening, maka semestinya yang dilakukan adalah mengambil airnya lalu meminumnya, bukan memperdebatkan tentang zat cair tersebut dengan masing-masing pendapatnya sehingga mereka akhirnya mati kehausan. Begitulah semestinya kita memahami.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua, membuka dan melembutkan hati-hati kita, serta memberikan kita kekuatan dan kesempatan untuk terus belajar dan memahami tentang nilai-nilai indah dan mutiara yang terdapat pada islam itu sendiri.

Wallahu a’lam.

sumber: http://zidaburika.wordpress.com

Read More......

Setiap ujian itu proses kita:-)

Dalam hidup, ada saat dimana kita akan berhadapan dengan
banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan. Tidak selamanya jalanan yang
kita lalui tampak lurus tanpa lubang dan kelok. Selalu saja ada ujian yang
singgah, sebagai bagian yang sejatinya dapat mendewasakan diri kita dalam
menapaki langkah-langkah hidup yang terus kita ayun. Saudaraku, kita bisa
mengambil pelajaran dari kisah sebuah guci yang cantik yang terpajang di
sudut ruangan. Si guci pada awalnya tidaklah tampak cantik seperti yang kita
lihat menghiasi sudut ruang tamu di rumah kita.

Dia sebelumnya hanyalah merupakan sebongkah tanah liat yang di bentuk dari
beberapa proses “menyakitkan”. Kenapa “menyakitkan”? Bayangkan saja, dalam
proses awal pembuatannya, si guci telah beberapa kali mengalami tempaan yang
keras. Dihempas diatas permukaan landasan cetakan yang berputar,
dipukul-pukul badannya, lalu dibuat berdiri dengan cara ditarik ke sisi atas
sesuai keinginan sang pengrajin.

Tak lupa, badan si guci pun diguyur dengan air. Untuk sesaat, sang pengrajin
memandangi dengan seksama bentuk si guci apakah bentuknya sudah sempurna
atau belum. Jika belum, si guci pun kembali dibuat sakit dan menderita
karena tubuhnya dipukul-pukul dan diremas kembali ke bentuk semula, berupa
onggokan tanah liat. Namun, jika bentuknya telah sesuai dengan keinginan
sang pengrajin, si guci pun bisa bernafas lega sesaat namun akan segera
menuju ke fase “menyakitkan” berikutnya, dijemur dibawah terik matahari agar
tubuh si guci bisa segera kering.

Ujian bagi si guci pun tidak selesai sampai disitu. Setelah kering, si guci
pun dibawa ke sebuah tempat yang lebih panas dan menyayat, berupa tempat
pembakaran terakhir. Bisa kita bayangkan, bagaimana panasnya api. Jangankan
terjilat olehnya, mendekat saja dalam liukan nyalanya kita sudah merasa
kepanasan. Tapi itulah tahap menyakitkan terakhir yang dirasakan oleh si
guci sebelum akhirnya ia dihias dengan warna warni yang indah, yang
membuatnya menjadi kelihatan menarik dipandang mata dan menawan hati saat
dipajang, yang kemudian menghias sudut ruang tamu rumah kita.

Saudaraku,

Keceriaan itu kadangkala akan ditemani oleh kekecewaan. Tawa yang riang,
tidak akan terasa lengkap tanpa dihiasi oleh air mata kesedihan. Seiring
bertambahnya usia dan berkurangnya jatah umur kita, ujian akan selalu hadir
dalam kehidupan. Walau demikian, tetaplah tersenyum sebagai langkah untuk
sedikit meringankan beban di hati kita. Karena dengan begitu, kita telah
berusaha untuk membuka satu pintu kebahagiaan. Tetaplah tegar dalam rasa
keimanan dan kehambaan kepada-Nya dan lanjutkan berdo’a, semoga kekuatan dan
ridho-Nya senantiasa meliputi diri dan hati agar terjauh dari rasa putus asa
akan curahan rahmat-Nya.

Tidaklah ujian itu melebihi kapasitas diri kita sebagai insan yang mengaku
beriman dan cinta kepada-Nya. Dan sesungguhnya, sesudah kesulitan itu akan
ada kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan.

Semoga setiap ujian yang hadir dalam hidup kita, semakin menambah rasa
keimanan dan penghambaan kepada-Nya, menambah rasa syukur dan usaha untuk
semakin mengenal-Nya, mematangkan diri dan jiwa menjadi lebih baik dalam
mengarungi samudera kehidupan, sebagaimana kisah perjalanan diri sebuah guci
di atas.

Semoga setiap ujian yang hadir, merupakan sebuah bentuk pembersihan diri
kita dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan, supaya kelak menjadi hamba
yang kembali dalam pangkuan ridho-Nya dan untuk kembali menyadarkan diri
kita akan ke-Maha Besaran Allah SWT, dimana sesungguhnya hanya Dia-lah
satu-satunya tempat kembali dan bergantung semua makhluk.

Wallahu a’lam
sumber:
http://zidaburika.wordpress.com/2007/12/29/pelajaran-dari-sebuah-guci/

Read More......

Apalah arti Penampilanmu:-)

Beberapa waktu yang lalu, di Mesir hidup seorangsufi tersohor bernama Zun-Nun. Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan namun juga untuk banyak tujuan lain."

Sang sufi hanya tersenyum; ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata,"Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu."

"Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih,"Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobatmuda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya ‘para pedagang sayur, ikan dan daging dipasar’ yang menilai demikian. Namun tidak bagi ‘pedagang emas’. Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas."
http://uuzii.blogsome.com

Read More......

Ajari aku Cinta:-)

Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta?
Bagaimana saya menemukannya?
Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” .

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?” Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja,dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)”.

Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”

Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,”Apa itu perkawinan?
Bagaiman a saya bisa menemukannya?” Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu? Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”

Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”

Cinta, semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, kita dapatkan ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan, tidak ada sesuatupun yang didapatkan.
Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Ketika kita menemukan cinta, terimalah cinta apa adanya.bukan yang sempurna tapi yang bisa menyejukan jiwa. Jadikan hati sebagai ukuran!

Pernikahan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kita mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kita dapatkan, maka sia-sialah waktumu dalam mendapatkan pernikahan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu tidak bisa kita miliki.

Hidup adalah pilihan, terlalu banyak pilihan yang harus dipilih, setiap orang punya ukuran sendiri dalam memilih.
Yang terbaik adalah bersyukur! Semoga petunjuk- Nya selalu bersama kita.

Read More......

Ajari aku Ihklas :-)

AJARI AKU ARTI SEBUAH KEIKHLASAN

Bagaimanakah belajar ikhlas? memang sangat sulit mempunyai hati yang seluas samudera dalam memaafkan saat kita dikecewakan atau tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Belajar dari setiap orang-orang yang setiap hari lalu lalang di depan mata, serta belajar saat diri ini berkaca. Sangat sulit mencari apa itu ikhlas. Selalu saja keinginan mengalahkan kesadaran. Padahal kalau kita semua sadar bahwa kita tidak memiliki apapun di dunia ini, kita tidak ada hak untuk semua yang kita ‘miliki’. Lalu bagaimana ikhlas dalam mencintai? jika syarat utama dari cinta adalah keihlasan siapakah yang sanggup untuk menjadi pecinta sejati? ternyata untuk mengenal cinta sejati Nya sangat sulit dipelajari hanya dengan mencintai kepada seorang manusia. Kecewa, sakit hati , merasa bersalah menjadi anak-anak tangga menuju arti cinta yang sebenarnya. Bagaimana kita bisa melewati tahapan-tahapan itu? dapatkah kita mempunyai setitik saja sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim Nya?.

Memilih yang lebih baik antara mencintai atau dicintai tidaklah penting. Karena kita tidak mungkin hanya akan berada pada satu kondisi "mencintai" atau "dicintai" saja. Hidup kita akan diisi oleh keduanya secara bergantian dan terus-menerus. Mungkin suatu saat kita berada pada posisi mencintai, tapi disaat yang sama atau disaat lain pasti kita berada pada posisi dicintai. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa belajar saat kita mengalami salah satu atau keduanya. Dan yang lebih-lebih penting-penting lagi,pasti akan ada saatnya dimana mencintai dan dicintai bakal ketemu…inysa Allah. Semoga bahagia selalu bersama kita dimana mencintai dan dicintai sudah bertemu… :) Amin.


Ya Tuhan
Terangilah jiwa dihitam jalanku
Jalan dalam menuju cinta-MU
Ya Rabbi
Panggilah hatiku lagi
Berikan kesempatan waktu kembali pada jalanmu saat hati ini mencintai berlebih kepada selain-Mu
Kembalikan cinta yang telah dibawa pergi…
Ikhlas..
kapankah menyatu bersama ibadah…
berdetak bersama alunan shalawat
berselimut dalam tidurku…
Ya Allah..
kiranya hanya hidayah Mu
hingga ikhlas merekat bersama niat
Amin Ya Rabbal ‘alamin…


http://uuzii.blogsome.com/2008/10/28/apakah-arti-keikhlasan/

Read More......

Kasih Sayang :-)

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

Kita coba membawa ayat ini pada realita kehidupan manusia masa kini. Pada ayat tersebut, terdapat tiga point penting yang menjadi ruh kekuatan maknanya, yaitu; eksistensi Allah, makna Arrahman, dan Arrahiim. Dengan menyebut nama Allah berarti kita dituntut untuk mengakui ke-Esa-an Allah.swt (Tauhid), dengan penerapan rukun iman yang pertama bahwa kita beriman kepada Allah.swt sebagai Rabbal’Alamin.
---
Setelah hal ini tertanam pada diri setiap manusia, barulah dia akan bisa menerima point yang kedua dan ketiga, bahwa Allah memiliki sifat yang Maha Rahman dan Maha Rahiim yang absolut.
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, disadari atau tidak, kedua sifat ketuhanan ini akan selalu dimiliki dan dibutuhkan setiap manusia, bahkan jauh sebelum ia menemukan arti kesadaran hidupnya, dia telah merasakan makna kasih-sayang, ketika pertama kali terlahir kemuka bumi, disinilah sifat Arrahman dan Arrahiim itu kita temukan, yang ditransver melalui tangan-tangan orang tua kita, yaitu ‘ibu’.
---
Ibu memiliki sifat kasih sayang yang khusus pada setiap anak-anaknya, khususnya ketika kita hadir pertama kali menghirup udara kehidupan dunia, disinilah kita akan menyadari bahwa sifat kasih sayang tersebut adalah sifat yang bersumber dari Allah.swt, dengan kekuatan Rahmaniyyah dan Rahiimiyyah-NYA. Sangat jarang kita temukan ‘ibu’ yang masih memiliki kesehatan ruhani dengan unsur kesengajaan menelantarkan anak-anak bayinya, hal ini dikarenakan sifat fitrah kasih sayang ada pada setiap diri seorang ibu.
---
Namun, makna Arrahman-Yang Maha Pengasih, dan Arrahiim-Yang Maha Penyayang, adalah sifat-sifat ketuhanan yang tidak cukup kita maknai dengan arti sekedar pengasih dan penyayang begitu saja, tetapi dengan penghayatan yang lebih luas dan mendalam dari itu. Bahwa makna Arrahman dan Arrahiim pada sifat ketuhanan ini mengandung arti yang sangat penting dalam hal pembentukan kepribadian manusia yang sesungguhnya.
---
Sifat Pengasih pada asma Allah ‘Arrahman’ ini mengandung makna penyucian pada eksistensi diri manusia yang bersifat jasmani (fisik). Sedangkan kata Penyayang dalam asma Allah ‘Arrahiim’ mengandung penyucian pada diri yang bersifat ruhani (non-fisik). Kedua makna tersebut salu berhubungan dengan akal manusia dan kesadaran berfikir yang dimiliknya, serta berpengaruh kuat pada setiap perasaan yang ditampakkannya.
---
Pertama, penyucian diri manusia yang bersifat fisik atau jasmani merupakan suatu perilaku manusiawi yang berangkat atas dasar kesadaran akan pentingnya jasmani yang sehat. Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka kenikmatan beribadah akan sangat mudah kita peroleh, disamping itu makna sifat Allah ‘Arrahman’ ini pun akan benar-benar hadir terasa pada diri kita dengan rasa kasih yang begitu mendalam.
---
Kedua, penyucian diri manusia yang bersifat non-fisik atau ruhani juga tidak kalah penting untuk kita dalami, sebab kondisi jasmani yang sehat akan terpancar dari ruhani yang sehat pula. Maka penyucian jiwa (tadzkiyatun nafs) merupakan aktifitas yang sangat penting dan harus dilakukan setiap manusia dalam setiap waktu yang dimilikinya. Kedalaman makna kalimat ‘basmalah’ dengan nilai-nilai Rahiimiyyah yang senantiasa kita sebut dan ucapkan dalam memulai setiap aktifitas, merupakan tindakan penyucian jiwa yang paling awal dari segala-galanya.
---
“Beraktifitas-lah dengan menyebut nama Tuhan-mu yang maha Pengasih lagi maha Penyayang” [] Wallahu a’lam bisshawab, semoga memberi manfaat
sumber : catatan facebook

Read More......

Hati adalah cerminan hati:-)

Pernahkah anda berdialog dengan hati anda?Menanyakan apa maunya?kemana muaranya?dan bagaimana niatnya?Dikala malam mulai menyambangi langit,dalam kamar redup aku suka berbicara dengan hatiku,tentang apa saja yang sudah kulakukan hari ini & bagaimana niatku dalam melakukan kegiatan tersebut. Terkadang disertai menangis bahkan tersenyum simpul..Berbicara dengan hati,Ya terapi mujarab tuk melihat sejauh mana kita mengenal hati kita sendiri.

Ada saja hal-hal yang terlewat kulakukan dengan keikhlasan,aku tetap manusia biasa yang masih mengalami proses belajar menuju kebersihan hati sesungguhnya. Hingga ku menemukan sebuah buku usang pemberian ibuku,penuh debu dan lusuh namun masih terlihat menarik tuk dibaca dengan sampul merah jambunya. Buku ini sudah cukup lama,karena buku turun temurun dari Babaku. Buku itu berjudul "Hati".

Kubuka perlahan dengan penuh rasa penasaran tentang apa isinya. Lembar pertama kubuka, Tersaji Hadits Shahih Rasulullah SAW Yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Nabî SAW bersabda:

"Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal darah, apabila dia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila dia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal darah itu ialah hati." (Muttafaqun `Alaihi, dari Nu`man bin Basyîr).

Aku tertegun,begitu kuatkah hati??padahal ia hanya segumpal darah namun dapat menentukan bagaimana tubuh itu kan menapaki hidup.
Aku kembali meneruskan pengembaraan otakku menemukan arti "Hati". Baris kedua ada Firman Maha Pemberi Hidup Allah SWT Surat Asy-Syams, ayat 8 - 10 :

"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, (QS. 91:8) sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (QS. 91:9) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. 91:10)."

Subhanallah,Begitu kuatkah Hati,sehingga Allah SWT Menempatkannya sebagai pengatur Raga,raga yang kuat ditopang tulang dan daging.
Dalam hati manusia terdapat dua jenis "benih penentu", saling bertolak belakang dan terkadang bertengkar tuk memperebutkan posisi.yang satu kita sebut saja sebagai "benih kebaikan" yang merangsang dan mendorong manusia untuk selalu melakukan amal kebajikan dan senantiasa ingin selalu berdekatan dan menyenangkan hati Tuannya Allah SWT. Sedangkan benih yang satunya adalah benih kejahatan yang memaksa pemiliknya tuk berbuat perbuatan fahsya(keji) & kemudharatan kepada Allah Azza Wa Jahla.

Dari sini kita dapat mengetahui bahwa pada hati manusia terdapat 2 (dua) kekuatan yaitu kekuatan "Fujur" dan "Taqwa" dua kekuatan yang selalu berperang berusaha menjadi pemenang agar dapat mempengaruhi prilaku kehidupan pemiliknya. Jika kekuatan Taqwa(Benih Kebaikan) yang menang,maka akan timbul sosok yang selalu mengerjakan amal shalih secara ikhlas,benar dan kontinyu dengan sendirinya benih kebaikan akan berkembang dan menguasai hati pemiliknya. Pemilik hati dengan kekuatan Taqwa akan menjelma menjadi pribadi yang menyenangkan untuk orang-orang disekelilingnya&tentunya sangat melayani&membahagiakan Allah SWT. Ide,pola pikir,kepribadian & seluruh anggota tubuhnya akan senantiasa mengikuti arah datangnya kebajikan,ia menjadi orang yang beruntung mampu menjaga kebersihan dan kesucian hatinya dari nafsu syahwat syaithaniyah,Sebagaimana Firman Allah SWT:

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (QS. 91:9)

Dan sebaliknya bagi manusia yang lebih sering merespon tuntutan nafsu syahwat syaithaniyahnya maka tindakan tercela lagi berdosa itu dengan otomatik memberikan ruang dan mempercepat pertumbuhan serta peluasan "benih-benih kejahatan (fujur)" sehingga benih ini akan mendominasi hatinya. Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya orang mukmin, ketika ia berbuat dosa maka (saat itu juga) akan menempel titik hitam di hatinya, jika ia bertaubat dan mencabut (dirinya dari perbuatan dosa tersebut) dan memohon ampunan maka hatinya (kembali) bersih, jika ia menambahinya (dengan perbuatan dosa lagi) maka titik hitam itu bertambah pula di dalam hatinya"

Orang yang hatinya diliputi benih kejahatan akan memiliki ide,pola pikir,prilaku serta kepribadian yang selalu mengikuti nafsu syahwat syaithaniyah (Naudzubillah Suma Naudzubillah Min Dzalik).Hatinya akan dipenuhi kekelaman,mata hatinya buta tuk melihat kebenaran yang bersumber padaNYA. Maka mereka termasuk orang yang merugi sebagaimana firman Allah SWT:

"Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. 91:10)."

Aku mulai tersadar betapa berharganya waktu tuk benahi,hiasi hati dan percantik hati. Karena sesungguhnya sesuatu yang paling berharga, paling bernilai dan paling mulia pada diri manusia adalah hatinya. Sedang anggota tubuh hanya sekedar mengikuti dan menjadi pelayan hati, sebagaimana seorang tuan yang memerintahkan hamba sahayanya sebagai pelayannya.

Hatimu Adalah Cerminan Dirimu,Berkacalah dengan hatimu maka kau kan temukan siapa sesungguhnya dirimu..Waallahualam Bisawab
(Mohon ampun&maaf kupanjatkan Pada Allah SWT Dan Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,Atas kesalahanku dalam menulis&berucap,Kesempurna
an hanya milikMU,Zat Mulia Dan Tertinggi Allah SWT)


perionair

Read More......